📚UDZR BIL JAHL (UZUR KARENA BODOH)📚

📚UDZR BIL JAHL (UZUR KARENA BODOH)📚

Syaikh Ibnu Baz rohimahulloh ditanya:

س: السائلة م. هـ مقيمة بالسعودية، تقول: أرجو توضيح هذه العبارة من كلام شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله، قال رحمه الله: (إن القول قد يكون كفرا، فيطلق القول بتكفير صاحبه، ويقال: من قال كذا فهو كافر؛ لكن الشخص المعين لا يحكم بكفره حتى تقوم عليه الحجة التي يكفر تاركها). هل هذا عام في الأقوال والأفعال الاعتقادية والعملية؟ أفتونا في ضوء هذا السؤال.

P: Penanya M. H. yang tinggal di Saudi Arabia, berkata:

Saya mohon penjelasan tentang kalimat ini yaitu perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh, beliau rohimahulloh berkata: “Sesungguhnya suatu perkataan bisa menjadi sebab kekafiran, maka disebutkan perkataan tersebut bisa mengkafirkan pengucapnya, dan dikatakan: Barangsiapa yang mengatakan seperti ini maka dia kafir; tetapi orang tertentu (secara individu) tidak dihukumi kafir sampai ditegakkan hujjah atasnya yang menyebabkannya menjadi kafir.” Apakah ini umum pada perkataan dan perbuatan yang berkaitan dengan aqidah dan amalan? Berilah kami fatwa dalam pertanyaan ini.

Syaikh rohimahulloh manjawab:

ج: نعم هذا هو الصواب، فإذا سب الله، أو سب الرسول عليه الصلاة والسلام، أو استهزأ بالدين فهذا كفر، لكن إذا كان في بلاد يجهل هذا، ولا يعلم أن هذا لا يجوز؛ وأن هذا كفر إذا كان يظن أنه جائز وهذا ليس بين المسلمين، بل في بلاد الكفرة، بلاد غريبة عن الإسلام؛ يظن أنه يخفى عليه الأمر؛ يبين له؛ فإذا عاد إلى هذا بعد ما يبين له أن هذا حرام وأن هذا لا يجوز، يكفر؛ إذا سب الله؛ أو سب الرسول صلى الله عليه وسلم أو سب الدين أو سب الإسلام، يكون كفره أكبر، وهكذا لو سجد لغير الله، سجد للقبور وهو ما عنده مسلمون يرشدونه، في بلاد الكفرة، يعلم حتى يفهم أن هذا منكر وأنه لا يجوز؛ كما قال الله جل وعلا: {وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا} (سورة الإسراء الآية ١٥).

[ابن باز ,فتاوى نور على الدرب لابن باز بعناية الشويعر ,266-1/265]

J: Ya, inilah yang benar, jika ia mencela Alloh, atau mencela Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, atau mengolok-olok agama maka ini kekufuran, tetapi jika ia berada di negeri yang tidak mengetahui hal ini, dan tidak tahu bahwa ini tidak boleh; dan bahwa ini kekufuran jika ia mengira bahwa ini boleh dan hal ini bukan diantara kaum muslimin, bahkan di negeri-negeri kafir, negeri-negeri yang asing dari Islam;  diperkirakan bahwa tersembunyi darinya perkara (kebenaran); maka diberitahukan kepadanya; maka jika ia mengulang kembali hal ini setelah diberitahukan kepadanya bahwa ini haram dan bahwa ini tidak boleh, ia kafir; jika ia mencela Alloh; atau mencela Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam atau mencela agama atau mencela Islam, maka dia dikafirkan dengan kekafiran besar (murtad), dan begitu pula jika ia sujud kepada selain Alloh, sujud kepada kubur dan tidak ada di sisinya kaum muslimin yang memberinya petunjuk, di negeri-negeri kafir, ia diberi tahu sampai ia mengerti bahwa ini munkar dan bahwa ini tidak boleh; sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman: {Dan Kami tidak akan mengazab (mereka) sebelum Kami mengutus seorang rosul} (Surat Al-Isro’ ayat 15).

📖[Fatwa Nur ‘Ala ad-Darb li Ibnu Baz, 1/265-266]

Catatan penerjemah:
Penerjemah katakan:
Syaikh Ibnu Baz mempunyai beberapa fatwa berkaitan dengan masalah udzr bil jahl kadang beliau berpendapat tidak ada udzr bil jahl, kadang beliau berpendapat ada pengecualian, kadang juga berpendapat ada udzr, namun yang kami pandang yang paling kuat adalah pendapat beliau yang diatas, dan memang terkadang para ulama mempunyai beberapa pendapat pada masalah tertentu yang biasanya pendapatnya yang lama mereka tinggalkan setelah mereka mengkaji kembali dalil-dalil yang ada, wallohu ta’ala a’lam.

📝Penerjemah: Abu Ibrohim Saiid AlMakassary
Telegram: @ilmui: https://t.me/ilmui
https://whatsapp.com/channel/0029VaALfMAGJP8PEIsVk33P

Penulis: Admin

Ingatlah bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah

Tinggalkan komentar