Nasehat Bagi Orang yang anti tahdzir.

بسم الله الرحمن الرحيم

PERINGATAN BAGI YANG INSAF
AKAN JAUHNYA JUBAIR PAPUTUNGAN DARI MANHAJ SALAF

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده؛ أما بعد:

Pada senin malam tanggal 3 rajab 1439 disampaikan kepada saya sebuah tulisan yang berisi kemungkaran dan kelembekan manhaj serta pembelaan terhadap kebatilan tetapi dihiasi dengan syubhat dan slogan nasehat yang bertajuk “FIRMAN ATAU FATWAH…” yang ternyata sudah di sebar sebulan sebelumnya.

Ditulis oleh salah seorang yang dikenal jauh dari manhaj yang lurus ikhwani mengaku salafi di kotamobagu bernama Jubair Ali hadahullah.

Ditulisan tersebut dia mencoba mengangkat permasalahan yayasan yang telah berulang-ulang dijelaskan baik secara lisan dan tulisan akan kemungkaran dan kebobrokan serta kemaksiatan yang ada pada yayasan

Namun tetap saja ada dari para pengekor hawa nafsu semacam Jubair yang berjuang keras membelanya mati-matian

Poin pertama menunjukkan bahwa jauhnya Jubair dari manhaj salaf dalam membedakan mana masalah ijtihadiyyah yang diberi udzur bagi si penyelisih padanya dan mana yang tidak diberi udzur dan layak ditahdzir ketika dia menyelisihi dengan hawa nafsu dan telah tegak atasnya hujjah seperti Jubair sendiri

Dimana dia mengatakan: “ana sekedar meyampaikan bahwa bagaimana kita menyikapi Perbedaan Ulama dalam masalah2 Fiqh, yang jika kita berbeda Pendapat dengan yang lain kemudian kita Mentahzir orang itu.”

Kemudian Jubair hadahullah menampilkan sebagai contoh permasalahan Yayasan yang tidak ada sama sekali dalil sharih yang menjadi sandaran pembolehan yayasan tidak pula dari amalan salaf. Bahkan dalil-dalil yang ada menunjukkan akan keharaman yang terselubung di dalam tubuh yayasan, wallahul musta’an.

Syaikh Sholah Al Fauzan hafidzahullah berkata ketika menyebutkan macam-macam perselisihan:

“Jenis perselisihan yang tampak dalil bersama salah satu pihak yang berselisih padanya maka wajib mengambil pendapat yang sesuai dalil, dan meninggalkan pendapat yang tidak tegak atasnya dalil, jadi pendapat-pendapat fuqoha di timbang dengan dalil, pendapat mana yang ditunjukkan oleh dalil wajib mengambilnya dan meninggalkan pendapat yang menyelisihinya, dan wajib bagi mujtahid yang tidak diberi taufiq kepada kebenaran dan menyelisihi dalil untuk menerima kebenaran dan kembali kepada kebenaran, dan tidak boleh baginya terus di atas ijtihad yang salah. (Syarah Masail Jahiliyyah hal.43).

Juga menunjukkan jauhnya Jubair dari manhaj salaf dia tidak membedakan antara siapa yg terjatuh pada suatu kesalahan karena hawa nafsu dan memperturutkan syahwat dan telah tegak atasnya hujjah

Dengan seseorang yang dikenal mencari kebenaran tamassuk dengan sunnah kemudian ijtihad dan salah dalam suatu perkara, dimana apabila tampak baginya kebenaran tersebut niscaya dia akan bersegera mengambil kebenaran dan meninggalkan kesalahan tersebut

Tentu jenis pertama berhak dan layak untuk ditahdzir dan jenis kedua dijelaskan kesalahannya dan diberi udzur pada kesalahannya tersebut

Adapun lahiriyyah ucapan Jubair selama mengaku sebagai salafi walaupun dia mengekor kepada hawa nafsu dan memperturutkan syahawat mencaci para penasehat dan melarikan manusia dari mereka itu tidak boleh ditahdzir!!

Poin ketiga menunjukkan jauhnya Jubair dari manhaj salaf adalah di sisinya fatwa ulama yang membolehkan meskipun tanpa dalil (taqlid) maka tidak boleh mencelanya meskipun telah tegak hujjah dan disampaikan dalil-dalil keharaman perbuatannya dari Al-Qur’an dan As Sunnah, manhaj salaf dari manakah ini?!

Wahai Jubair! Pada yayasan terdapat sekian kemungkaran apakah kemungkaran dan keharaman tersebut menjadi halal di sisimu disebabkan ada dari ulama yang menurutmu membolehkan membuat yayasan?!

Inikah manhaj salaf dalam menimbang suatu perkara?! Ataukah manhaj mereka kembali kepada dalil hujjah dan burhan dan meninggalkan semua ucapan yang bertentangan dengan dalil!!

Kalau kamu memang insaf baca dan perhatikan baik-baik fatwa-fatwa mereka yang memberikan batasan dan pengikat bahwa yayasan itu boleh selama tidak ada padanya hal-hal yang menyelisihi syari’at,

baca bantahan kami terhadap Askari dengan judul “menyingkap fiqroh hizbiyyah di balik slogan yayasan salafiyyah”.

Poin ke empat menunjukkan jauhnya Jubair dari manhaj salaf dia hanya berpatokan kepada kuantitas bilangan yang berfatwa pembolehannya tanpa memperhatikan kualitas dalil dan kebenaran dari fatwa-fatwa tersebut, inikah manhaj salaf?! Ataukah mereka berpatokan kepada kebenaran sesuai dalil meskipun banyak yang menyelisihinya,

Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:

“Jama’ah itu yang mencocoki kebenaran meskipun engkau seorang diri.”
Dan masih banyak dalil dan atsar yang menunjukkan akan hal ini.

Jubair hadahullah bersandar kepada ucapan para tokoh dan berpaling dari dalil sehingga tergelincir dan sesat dari jalan yang lurus menyelisihi jalan para salaf

Imam Asy Syathibi rahimahullah berkata:

وقد زل أقوام بسبب الأعراض عن الدليل والإعتماد على الرجال , فخرجوا بسبب ذلك على جادة الصحابة والتابعين وأتبعوا أهوائهم بغير علم فضلوا عن سواء السبيل

“Telah tergelincir sekian orang lantaran berpaling dari dalil dan bersandar kepada para tokoh, sehingga mereka keluar lantaran hal itu dari jalan para sahabat dan tabi’in dan mengikuti hawa nafsu mereka tanpa ilmu sehingga merekapun sesat dari jalan yang lurus.”

Ucapan Jubair hadahullah:

“Sehingga Sekali lagi, fatwa Ulama apalagi dlam masalah Fiqh dan ijtihadiyah jagan dijadikan Seolah FIRMAN TUHAN yang Uda Qot’ih atau Permanen yang seolah dosa besar jika orang lain tidak mengambil pendapat itu. Padahal kita uda tau bahwa dia masih berpegang pada pendapat Ulama Salaf Lainnya”

Kami katakan: sekali lagi kami tekankan bahwa perkara yayasan dan perkara gambar bernyawa hizbiyah berpartai-partai ngemis dan selainnya yang kamu terjatuh padanya bukan semata-mata fatwa ulama dan ijtihad belaka akan tetapi bersandarkan dengan Firman Allah dan Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang qot’i yang kita diperintahkan berpegang dengannya dan dilarang mengambil ucapan selainnya dari para pemimpin kemudian fatwa ulama sebagai penguatnya, tentu kamu paham ini kalo kamu memang seorang salafy tulen bukan malah berpatokan kepada fatwa tanpa melihat kebenarannya dengan landasan dalil.

Ucapannya: “Maka sebagai Saran…!!! Mari kita sama2 belajar Tauhid, fiqh, Qowaid Fiqhiya, siro nabawiyah, Turuquddakwah, Tajwid, Alquran, Hadits2 Nabi serta mnghafal dan mempelajarinya mengamalkan kemudian kita dakwahkan kepada orang Awwam klrga tetangga tman2 dll, sehingga menjadi Pahalah Jariyah yang mengalir pahalahnya kpada kita sampai hari kiamat Nanti.”

Kami katakan: “Na’am saran bagus dan alhamdulillah ahlus sunnah yang terdepan dalam perkara ini dalam menempuh ilmu, amal, dan dakwah dengan cara2 yang syar’iyyah jauh dari penyimpangan yang kamu terjatuh padanya.

Kemudian bukan cuma awwam saja yg perlu di dakwahi dan diajari serta dinasehati demikian selain awwam baik orang2 yang mengaku salafi tapi bukan semisal kamu rodja wahdah ikhwani luqmani dan selainnya dari para hizbiyyin demikian kelompok2 kesesatan lainnya semacam shufiyyah rafidhah khawarij dst.

Kenapa kamu khususkan ajakan kpd kebaikan dan lahan dakwah hanya awam saja?!

Ucapannya: “Masi banyak Orang2 Awam, Jaahil, Mubtadi’, Musyrik dari saudara2 kita orang islam bahkan kerabat dan keluarga kita, maka merkalah objek Dakwah kita, Bukan orang2 kajian yg tidak sependapat dengan kita dalam Hal tertentu padahal dia masi berpegang pada pendapat Ulama Salaf juga, Kemudian kita mendebat dan mengucilkan dia.

Kami katakan: ini lagi ucapan yg tidak berlandaskan dalil dan tidak sesuai dengan manhaj salaf yaitu seakan2 kalau sdh ikut kajian tidak akan salah dan salah yang menasehati dan mengingkari kemungkaran yang dia lakukan!!

Demikian mengingkari metode dakwah debat yang syar’i ketika dibutuhkan dan pada tempatnya walaupun dia sdh ikut kajian!!

Ucapannya: “Sekali lagi ikhwan!! Umur kita terbatas.. Maka manfaatkan untuk menanam Benih pahalah kepada orang2 dengan menyalurkan ilmu yang kita miliki, tentunya dengan cara lembut, kasih sayang dan mendekatinya. Bukan dengan mencelah, menghinah dan Mentahzirnya.

Kami katakan:”Na’am itu merupakan metode dakwah dan asal dakwah adalah dengan lemah lembut dan kasih sayang dengan cara yang paling baik namun juga ketika kondisi menuntut untuk bersikap tegas dan tahdzir maka tidak tercela dan tidak diingkari siapa yg melakukannya

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang juga melakukannya?!

Ucapannya: “Faktor terbesar atas keberhasilan Dakwah Nabi kita Muhammad Solallallahu Alaihi Wassalam Adalah kelembutan Beliau, Sikap, Adab, bawaan dan karakternya yang baik.”

Kami katakan: “Demikianlah pelaku kesesatan terjatuh pada kesesatannya disebabkan mengambil satu sisi dari dalil dan meninggalkan sisi lainnya, khawarij sesat karena hanya mengambil dalil2 ancaman dan meninggalkan dalil2 harapan, murjiah sesat karena mengambil dalil2 harapan dan meninggalkan dalil2 ancaman dan ahlus sunnah ditengah2 wasoth tidak kurang dan tidak pula berlebihan dan menerapkan seluruh dalil sesuai dengan kadarnya dan menempatkannya pada tempatnya.

Di samping lemah lembut beliau terhadap orang-orang yang beriman dan ta’at di sisi lain pada waktunya yang sesuai juga beliau bersikap tegas kepada para penyelisih, Allah ta’ala berfirman:

(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ)

“Hai Nabi berjuanglah melawan orang2 kafir dan orang2 munafiq dan bersikap keraslah terhadap mereka.” [Surat At Taubah 73].

Demikian sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar ketika mencela seseorang dengan warna kulit ibunya:

إنك امرئ فيك جاهلية

“Pada dirimu ada prilaku Jahiliyyah”

Juga memboikot Ka’b bin Malik dan kedua temannya sebelum turun ayat penerimaan taubat mereka dan masih banyak contoh selainnya.

Demikian sikap salaf terhadap para penyelisih sunnah pelaku bid’ah pengekor hawa nafsu para penjual agama meskipun mereka mengklaim pengikut salaf atau pengikut salah satu dari ulama salaf, bukankah NU juga mengaku ahlus sunnah?!

Ma’qil bin Yasar memboikot seseorang yang tetap memakai ketapel setelah dia sampaikan kepadanya larangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari perbuatan tsb.

Adapun yang kamu sebutkan dari tindak-tanduk kelompok2 radikal seperti PKI dan Syi’ah maka solusinya bukan justru mendiamkan penyimpangan dan meninggalkan manhaj salaf dalam menghajr dan mentahdzir siapa yang layak di hajr dan ditahdzir dan dihinakan dari kalangan ahlul bida’

Akan tetapi solusinya dan sebab pertolongan serta sebab kesatuan ummat adalah dengan kembali kepada agama yang murni dan menegakkannya dengan sebenar2nya, inilah wasiat Allah agar menegakkan agama dan tidak bercerai berai di dalamnya, Allah berfirman:

أن أقيموا الدين ولا تتفرقوا فيه

“Agar kalian menegakkan agama dan tidak bercerai berai didalamnya.”

Tidakkah kamu mengambil pelajaran sebab kekalahan diperang uhud adalah suatu penyelisihan terhadap perintah Rasul shallallahu alaihi wa sallam?!

Sebab kejayaan adalah dengan keimanan dan amal shaleh bukan meninggalkan nasehat dan pengingkaran terhadap penyimpangan orang2 yang mengaku bermanhaj salaf dan ikut kajian; Allah ta’ala berfirman:

(وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًاَ)

Allah menjanjikan orang2 yang beriman di antara kalian dan beramal shaleh sungguh benar-benar Allah akan menguasakan mereka di atas bumi sebagaimana telah berkuasa orang2 sebelum mereka dan benar2 Allah akan meneguhkan untuk mereka agama mereka yang Ia ridhai untuk mereka dan benar2 Allah akan mengganti setelah ketakutan mereka menjadi keamanan; mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun.” [Surat An-Nur 55].

Mari kita bersatu padu dan saling merangkul di atas kitab dan sunnah, tinggalkan hawa nafsu dan kebid’ahan serta muhdatsat meskipun ada dari ulama yang keliru berfatwa bolehnya…

Mari kita kedepankan Firman Allah dan Sabda Rasul-Nya daripada ucapan para pemimpin selainnya.

Mari bersatu di atas manhaj salaf bukan manhaj khalaf dan tamyi’/pelembekan yang kamu serukan ini…

Ucapanmu: “Laa Tansa..!!
Kewajiban kita hanya Berdakwah, Menyampaikan dan Mengajak kemudian Bersabar, Karna HIDAYAH dari Allah.

Kami katakan:
Laa Tansa…!!
Kita juga diperintahkan untuk baro’ah berlepas diri dan waspada dari para penyelisih dan penyimpang mulai dari musyrikin mubtadi’ah pelaku dosa2 besar yang melakukannya dengan terang2an dan tidak mau menerima nasehat dan bertaubat darinya sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka

Jangan Lupa..!!
Kita diperintahkan utk waspada dan menjauh dari dajjal para pendusta demikian pelaku kebid’ahan sebagaimana yang Nabi shallallahu alaihi wasallam perintahkan kita.

Jangan lupa..!!
Kita diperintahkan untuk masuk kedalam agama secara menyeluruh bukan memilah milih sesuai dgn hawa nafsu kita

Jangan lupa!!

Hendaknya kita mengambil dalil dari segala sisi bukan mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain…wallahul musta’an

Ucapanmu: Sebarkan jika Bermanfaat.
Barokallahufiekum

اخوكم في الله
Jubair Ali Paputungan, Lc
Kotamobagu, SULUT
Selasa 04 – Jumadil Akhir – 1439
Bertepatan 20 Februari 2018

Kami katakan: “maaf tulisanmu ini tidak bermanfaat bahkan bermudharat karena menyeru kepada penyimpangan dan penyelisihan terhadap manhaj salaf dan bertentangan dengan dalil dan kebenaran sebagaimana telah lalu perinciannya meskipun secara ringkas

Maka kami nasehatkan bagimu untuk mempelajari baik-baik manhaj salaf dan menarik tulisanmu ini yang dikhawatirkan memudharatkan dan menghinakan penulisnya sebelum selainnya,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وجعلت الذلة والصغار على من خالف أمري

“Dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelisihi urusanku.”
wabillahit taufiq

Abu ‘Abdirrahman Shiddiq bin Muhammad Al Bugisi

Selesai pada:
14 Rajab 1439, Di Markiz Ahlis Sunnah Toraut harasahallah

Di nukil dari channel milik Al Ustadz Abu ‘Abdirrahman Shiddiq bin Muhammad Al Bugisi حَفِظَهُ اللّٰه
@MARKIZTORAUT

Join Channel :
https://t.me/joinchat/AAAAAE-NrPe0i2NiTmOKSg

Penulis: Admin

Ingatlah bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah

Tinggalkan komentar