Menjawab Talbis Askari Fanatikus Yayasan

Menjawab Talbis Askari Fanatikus Yayasan

بسم الله الرحمن الرحيم
untuk ASKARI yang BERSEMBUNYI dibalik PAPAN
 dibawah payung (bid’ah) YAYASAN

Segala puji bagi Alloh Azza wa jalla penguasa alam semesta , sholawat dan salam senangtiasa tercurah kepada rosululloh –shollallohu’alaihi wa sallam- , keluarganya ,beserta para sahabatnya . Amma Ba’du:

Telah sampai kepada kami tulisan Askari -hadaahulloh- (Pembina/Pimpinan Yayasan as-Salaf (?) di Kota ‘Beriman’ Balikpapan – Kalimantan Timur) mengenai koreksi beliau terhadap terjemahan dari pertanyaan yang diajukan kepada syaikh yang mulia Robi’ Al-Madkholy –hafidzahulloh ta’ala- pada kalimat :

لنفس الغاية

Dimana pada terjemahan yang lalu kami artikan “dibawah naungan yayasan” dengan pengoreksian Askari –hadaahulloh- “dengan tujuan yang sama“

Dari koreksi tersebut kami jawab bahwa siapa saja yang memperhatikan pertanyaan yang pertama dan jawaban Syaikh Robi’ –semoga Alloh menjaganya- dengan nasehat beliau untuk menjauhi yayasan-yayasan sebab itu adalah penyebab terpecahnya salafiyyun dan munculnya hizbiyyah , maka ia akan mengetahui bahwa kalimat      لنفس الغاية , pada pertanyaan yang ke-dua berputar pada masalah mendirikan maskaz ilmiah atau dengan kata lain ma’had atau pondok dengan tujuan yang sama ( maksud nya disini adalah sama dalam cara yang ditempuh pada pertanyaan yang pertama , yakni dengan cara menggunakan yayasan dengan bahasa kami pada terjemahan yang lalu “dibawah naungan yayasan”.

Adapun memahami ucapan Syaikh Robi’ sebagaimana yang difahami oleh Askari bahwa Syaikh Robi’ –hafidzohulloh- melarang mendirikan markaz ilmiah (pondok pesantren) secara mutlak melalui yayasan atau tidak adalah pemahaman yang sangat jauh , sebab dari ucapan Syaikh Robi’ yang masyhur beliau  senantiasa menganjurkan seseorang untuk rihlah menuntut ilmu kemarkaz-markaz salafiyyah (pondok-pondok pesantren salafy ) seperti ke Darul-Hadits di Dammaj yang mana sejak awal didirikannya oleh Asy-Syaikh Al-Muhaddist Muqbil bin Hady Al-Waadi’iy –rohimahulloh- hingga sampai sekarang dibawa pimpinan Asy-Syaikh Al-Muhaddist An-Naashihul-Amiin Yahya bin ‘Ali Al-Hajury –hafidzohulloh- jauh dari embel-embel yayasan sehingga dari sini sangatlah jelas bahwa yang dimaksud oleh Asy-Syaikh Robi’ –hafidzohulloh- dari larangan mendirikan markaz pada jawaban dari pertanyaan yang kedua adalah markaz-markaz (pondok-pondok) yang dibangun dibawah naungan yayasan bukan markas(pondok) secara mutlak.

Dan diantara bukti bahwa Asy-Syaikh Robi’ –hafidzohulloh- tidak melarang markaz (pondok) secara mutlak , apa yang beliau sebutkan pada seruannya kepada seluruh ahlussunnah untuk menolong saudaranya di Dammaj , pada tanggal 4 Dzulhijjah 1432 H (yang lebih akhir dari pertanyaan Al-Khumaisy) beliau berkata :

فقد بلغنا مع الأسف ما يقوم به الروافض الباطنيون أعداء الإسلام و أعداء الصحابة الكرام من حصار و تهديد لإخواننا السلفيين في دماج و مركزه السلفي السني بغضاً و عداوة للإسلام و أهله …..

(Sesungguhnya telah sampai kepada kami disertai rasa prihatin , apa yang dilakukan oleh orang-orang rofidhoh al-bathinyyah musuh islam , musuh para sahabat yang mulia berupa blockade dan pengancaman terhadap saudara-saudara kami SALAFIYYUN DI DAMMAJ DAN MARKAZ AS-SALAFY AS-SUNNY sebagai bentuk kebencian dan permusuhan terhadap islam dan pemeluknya).

Kemudian pada judul terjemahan fatwa Asy-Syaikh Robi’ yang diterjemhkan oleh Askari berjudul “ Yayasan dan Markaz Sebab perpecahan”

Kami katakan bahwa penggandengan kalimat yayasan dengan kalimat markaz (pondok pesantren)  sebagai penyebab perpecahan , akan melahirkan makna bahwa markaz-markaz (pondok-pondok pesantren) secara keseluruhan adalah penyebab perpecahan , padahal dari jawaban Syaikh Robi’ –hafidzohulloh- sama sekali tidak menyebutkan bahwa markaz secara mutlak sebagai penyebab perpecahan , bahkan sangat jelas bahwa beliau -hafidzohulloh- hanya menyebut yayasan-yayasan memecah belah salafiyyun dan penyebab munculnya hizbiyyah.

Demikian pula yayasan dan markaz sebab perecahan tidak dijumpai  pada judul yang ditampilkan di sahab net. Bahkan situs tersebut memberikan judul اخر كلام الشيخ ربيع في إنشاء الجمعيات .

Ucapan terakhir Syaikh Robi’ dalam mendirikan yayasan-yayasan.

Maka dari sini  nampak bahwa Askari berusaha membela yayasan-yayasan yang telah diketahui bersama bahaya dan kerusakannya , dan diantara bentuk pembelaan dan talbis yang dia lakukan apa yang kami telah sampaikan sebelumnya di ISNAD.NET bahwa Askari telah menta’wil jawaban Asy-Syaikh Robi’ -hafidzohulloh-pada pertanyaan yang lalu dengan mengatakan bahwa, yang dimaksud oleh Syaikh Robi’ bukan yayasan secara mutlak akan tetapi yayasan yang didalamnya ada hizbiyah demikian juga ucapannya bahwa syaikh Robi’ tidak mencabut fatwa yang telah lalu yang memperbolehkan yayasan, maka apa yang dipermasalahkan oleh Askari –hadaahulloh-, telah terjawab dengan pertanyaan yang diajukan langsung oleh syaikh Usama bin Athoya via telepon pada tanggal 24 Muharrom 1433 H dimana Asy-Syaikh Robi’ menjawab dengan penjelasan bahwa maksud dari pelarangan  mendirikan yayasan adalah larangan mendirikan yayasan secara mutlak  karena banyaknya mafsadat(kerusakan) yang terkandung didalamnya . silahkan baca kembali ucapan Syaikh Usama bin Athoya yang telah diterjemahkan oleh Akhuna Abu Ubaid Fadhl bin Muhammad)

Dan di antara bentuk talbis Askari dalam rangka pembelaan terhadap yayasan dia menukil penjelasan fatwa syaikh Robi’ –hafidzohulloh- dari Hamid bin Khumaisi Al-Junaidi bahwa sesungguhnya syaikh yang Mulia Robi’ Al-Madkholy –hafidzohulloh- hanya menyebut untuk menjauhi yayasan yang merupakan sebab terpecahnya salafiyyun dan tidak menyebutkan haromnya yayasan .

Maka kami jawab ucapan  tersebut , dengan memohon pertolongan kepada Alloh Azza wa Jalla bahwa benar syaikh Robi’-hafidzohulloh- tidak menyebutkan “haromnya mendirikan yayasan” tetapi hanya mengatakan jauhi yayasan-yayasan yang merupakan sebab terpecahnya salafiyyun dan menjadi sebab munculnya hizbyyah. Maka kami bertanya kepada Askari dan para pembela yayasan-yayasan : “ Apakah membuat sesuatu yang dapat memecahbelah salafiyyun dan penyebab munculnya hizbiyah dibolehkan atau diharomkan ?”  jawablah dengan inshof dan jujur dengan memperhatikan firman Alloh Azza wa Jalla :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama)Alloh dan janganlah kamu bercerai berai dan igatlah ni’mat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuhan,lalu Alloh mempersatukan hatimu sehinnga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang Neraka,lalu Alloh menyelamatkan kamu dari sana,demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat Nya  kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.(Q.S Ali-Imron:103).

Juga firmanAlloh Azza wa Jalla:

و لا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ  مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan,setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.(QS Ar-Ruum:31-32).

Juga firmanAlloh Azza wa Jalla:

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka (terpecah ) dalam golongan- golongan ,  sedikitpun bukan tanggung jawabmu (Muhammad)atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah, kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.(QS Al-An’am : 159)

Dan juga sabda Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- :

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا

Sesungguhnya Alloh meridhoi terhadap kalian tiga perkara dan membenci terhadap kalian tiga perkara , Alloh ridho kepada kalian ketika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun , dan ketika kalian berpegang teguh dengan tali(agama) Alloh Azza wa Jalla dan janganlah kalian bercerai berai HR Muslim dari sahabat Abu Huroiroh –rodhiyallohu ‘anhu

Sebagai penutup kami nukilkan ucapan Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I -rohumahulloh- yang dalam bentuk pertanyaan yang diajukan kepada Asy-syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I sebagai berikut:

Soal:
Seandainya ada yang berkata :  “ Sesungguhnya yayasan-yayasan dakwah telah ada keharusan-keharusannya untuk membuatnya di zaman Nabi –shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan disana tidak ada penghalang untuk mendirikannya , maka mendirikan yayasan  setelah wafatnya rosululloh adalah diantara perkara muhdast(bid’ah) , apakah ucapan ini benar ?

Dijawab oleh Asy-Syaikh Muqbil –rohimahulloh- :

Segala puji bagi Alloh semoga salam dan salawat senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad , keluarga , sahabat dan para pengikutnya , saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Alloh semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya , Amma ba’du:

Pertanyaan tadi adalah pertanyaan yang sangat bagus ,dari itu kami sejak dahulu berkata : sesungguhnya meninggalkan yayasan itu lebih baik dari daripada mengadakannya , karena sesungguhnya Nabi-shollallohu ‘alaihi wa sallam- beserta para sahabatnya lebih butuh terhadap harta daripada kita bersamaan dengan itu mereka tidak mendirikan yayasan , dengan inilah MENINGGALKAN YAYASAN LEBIH BAIK DARI PADA MEWUJUDKANNYA. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi –shallallohu ‘alaihi wa sallam- , dan juga yayasan –yayasan adalah penyebab timbulnya hizbiyah “siapa yang bersama dengan kami , kami membantunya dan siapa yang tidak bersama kami maka kami tidak mau membantunya……kitab Jam’iyyah Harakatun Bilaa Barakah hal 119-120 diambil dari kaset Al-ghorotu Asy-syadiidah tanggal 10 shofar 1420 H

Ditulis oleh :
Abu Muqbil Ali Abbas pada tanggal 9 shofar 1433 H
Mangkutana Luwu-Timur

Penulis: Admin

Ingatlah bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah

6 tanggapan untuk “Menjawab Talbis Askari Fanatikus Yayasan”

  1. Menjawab Talbis Abu Muqbil Ali Abbas -hadahullah- Fanatikus HAJURY

    untuk Abu Muqbil Ali Abbas -hadahullah- yang BERSEMBUNYI
    dibawah payung (bid’ah) kefanatikkannya.

    Jelas-jelas ada fatwa syaikh rabi’ -hafizhohullah- yang mengatakan larangan untuk belajar di Dammaj. Masi aj ta’ashub sama Yahya Hajury.

    sbnernya anta mw ikut siapa Hajury atau Syaikh Rabi’?
    jangan sana-sini oke!

    Suka

    1. tapi baru saja Syaikh robi menyampaikan pelajaran lewat telelink di majelis syaikh yahya dan sebaliknya mengundang syaikh yahya untuk mengajar di majelis syaikh robi,…..

      Suka

  2. sungguh amat disayangkan bukan ilmu yang terangkat tapi keangkuhan…sy orang awam .. sy rasa ada diantara kalian yang belum terkenal mau terkenal sehingga bikin yang fantastis padahal ulama kalian di zaman ini tdk seribut apa yang kalian ributkan ajari kami dgn ilmu dari ulama kalian jagngan ajarkan kami untuk taklid itu sungguh jauh dari kebenaran akhirnya kami para penuntut ilmu baru jadi bingung dan bertengkar satu sama lain,,,,,,,mudah2han disadari jangan terlalu ngotot seolah mau terkenal dan mau dikenal hebat seolah ulama

    Suka

  3. fitnahnya orang2 dungu dan memang yang terjadi dan kami alami di ambon yang ikut yang benar2 dan sungguh sangat dungu sekali orangnya…(afwanelah pake ta’kid/tauwkid)

    Suka

Tinggalkan komentar