بسم الله الرحمن الرحيم
Berkata Alloh ta’ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (٣)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3)
حدثنا الحسن بن الصباح، سمع جعفر بن عون، حدثنا أبو العميس، أخبرنا قيس بن مسلم، عن طارق بن شهاب، عن عمر بن الخطاب، أن رجلا من اليهود قال له: يا أمير المؤمنين، آية في كتابكم تقرؤونها، لو علينا معشر اليهود نزلتـ لاتخذنا ذلك اليوم عيدا. قال: أي آية؟ قال: {اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا}. قال عمر: قد عرفنا ذلك اليوم، والمكان الذي نزلت فيه على النبي صلى الله عليه وسلم، وهو قائم بعرفة يوم جمعة.
(Dengan sanadnya) dari Umar ibnul-Khaththab rodhiallohu ‘anhu mengatakan bahwa seorang Yahudi berkata kepadanya, “Wahai Amirul Mu’minin suatu ayat di dalam kitabmu yang kamu baca seandainya ayat itu turun atas golongan kami golongan Yahudi, niscaya kami jadikan hari raya.” Umar bertanya, “Ayat mana itu?” Ia menjawab, “Al-yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matii waradhiitu lakumul islaamadiinan” (Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan atasmu nikmat-Ku dan Aku rela Islam sebagai agamamu).” Umar berkata, “Kami telah mengetahui hari itu dan tempat turunnya atas Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, yaitu beliau sedang berdiri di Arafah pada hari Jumat.” (Shohih Al-Bukhory no. 45, 4145، 4330، 6840)
Imam Malik bin Anas (93 – 179 H) رحمه الله تعالى berkata, “Barangsiapa yang mengadakan suatu bid’ah dalam Islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini. Karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah berfirman: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu untukmu…” [Al-Maa-idah:[3]. (Imam Malik rahimahullah selanjutnya berkata), “Maka sesuatu yang pada hari itu bukanlah ajaran agama, maka hari ini pun sesuatu itu bukanlah ajaran agama” [Al-I’tisham (I/ 64-65) tahqiq: Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly cet. I, th. 1412 H, Daar Ibni Affan]
Telegram channel untuk umum:
Gabung grup nasehat hari ini:
Silahkan klik untuk gabung di grup wa interaktif ﻃﻼﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ :
blognya keren, jangan lupa mampir http://duaribuan.wordpress.com
SukaDisukai oleh 1 orang
yakin telah sempurna? jgn sembarangan klaim!!apalagi yg mau diklaim islam?sekalian z matahari kelen klaim semua!!!
SukaSuka
Lho ,koq sewot!,tinggal uji saja agama islam dgn standart keilmuan yg anda miliki.
SukaDisukai oleh 1 orang
Tetap istiqomah ya akhiiy ..mari kita dakwahkan islam ini dengan berdasarkan manhaj salaf..dan hrs kita antisipasi permutadan saudara saudara kita oleh kaum kafir laknatullah alaih
Jazakallahu khoir
SukaDisukai oleh 1 orang
semoga kita selalu tetap istiqomah dijalan yg lurus yg Alloh ridhoi ,yaitu sunnah ,ibadah yg diajarkan kepada utusanNya,Nabi Muhammad Sollollowlohu alaihi wasallam,Suqron Zajakaloh khairon
SukaDisukai oleh 1 orang
Coba belajar lagi deh, apa bener ayat tersebut ayat terakhir dalam alquran sehingga gag ada lagi ayat2 alquran yang turun setelah nya, dan coba dipelajari kenapa ayat tersebut diturunkan? jadi nanti gag sok keminter
SukaSuka
Bolehkan umat islam memasuki tempat ibadah agama lain secara sengaja atau pun tidak sengaja?
SukaSuka
Bolehkah umat islam memasuki tempat ibadah agama lain secara sengaja atau pun tidak sengaja?
SukaSuka
Dilihat tujuannya, kalo tidak sengaja tidak apa2, sebaiknya dia langsung keluar saja jika tidak ada kepentingannya dia berada di situ.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalo gg ada alasannya untuk apa ya akhi
SukaDisukai oleh 1 orang
Masya Allah, Jazakallahu Khairan ..^_^..
SukaDisukai oleh 1 orang
Masya Allah, Jazakallahu Khairan ..^_^..
http://www.nuranitravel.com
SukaDisukai oleh 1 orang
Subhanallah, Jazakallahu khairan ..^_^..
http://www.rumahfiqih.com
SukaDisukai oleh 1 orang
Hal baru yang termasuk baik (hasanah), tidak bertentangan dengan Al Qur
ân, Sunnah, pendapat sahabat atau Ijma, maka hal baru ini tidak tercela. " (Riwayat Al Baihaqi. Lih. Kitab Manaqib Asy-Syafi'i, juga oleh Abu Nu'aim dalam kitab Hilyatul Auliya
. 9/113)SukaSuka
Jika dalam urusan dunia seperti itu, adapun dalam agama maka tercela.
SukaSuka