POIN-POIN MEREKA ADALAH HIZBIYYUN

Bismillaahirrohmaanirrohiim

POIN-POIN

MEREKA ADALAH HIZBIYYUN

Ditulis oleh:

Abul ‘Abbas Khadhir bin Nurussalim Al-Mulkiy

Catatan kaki:

Abu Sulaim Sulaiman Al-Amboniy

Darul Hadits Dammaj-Sho’da-Yaman

1430 H

PENGANTAR PENYUSUN

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله حمدا كثيرا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضى, وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد:

Tulisan ini merupakan salah satu pelengkap dari poin-poin MEREKA ADALAH HIZBIYYUN yang telah kami susun dalam tulisan kami yang berjudul “MEREKA ADALAH HIZBIYYUN“, apa yang telah kami singgung dari tulisan “MEREKA ADALAH HIZBIYYUN maka pada tulisan ini tidak lagi kami ulangi dalam penyebutkannya. Adapun pada catatan kaki pada tulisan ini maka itu adalah tambahan dari saudara kami yang mulia Abu Sulaim Sulaiman Al-Amboniy –semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang banyak-.

Akhirnya kami memohon kepada Alloh keikhlasan dan kelurusan hati , kata dan perbuatan  dhohir dan bathin  dan menjadikan amalan ini murni hanya untuk menggapai keridoan-Nya semata.

Ditulis oleh:

Abul ‘Abbas Khadhir Al-Mulkiy.

Darul Hadits Dammaj 13 Jumadil Awwal 1430 H.

POIN-POIN MEREKA ADALAH HIZBIYYUN

Adapun hizbiynya mereka, diantaranya:

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imâm berkata sebagaimana dalam “Madzâ Yanqimûna Yahyâ” (hal. 6): “Tidak seorangpun yang mencela Asy-Syaikh Al-‘Allâmah Yahyâ bin ‘Alî Al-Hajûrî kecuali dia seorang yang jâhil atau pengikut hawa nafsu”

Imâm Ibnul Mubârok rohimahullôh berkata:

مَنِ اسْتَخَفَّ بِالعُلَمَاء ذَهَبَتْ آخِرَتُهُ، وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالأُمَرَاء ذَهَبَتْ دُنْيَاهُ، وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالإِخْوَان ذَهَبَتْ مُرُوْءَتُهُ.

”Barangsiapa meremehkan ‘ulamâ hilanglah akhiratnya. Barangsiapa meremehkan umaro’ sirnalah dunianya. Dan barangsiapa meremehkan saudaranya maka lenyaplah muru’ahnya (kewibawaannya)” (“Siyar A’lâmin Nubalâ” 4/hal. 408)

Al-Hâkim An-Naisâburî rohimahullôh berkata:

كُلُّ مَن يُنْسَبُ إِلَى نَوْعٍ مِنَ الإِلْحَادِ وَالبِدَعِ لاَ يَنْظُرُ إِلَى الطَّائِفَةِ المَنْصُوْرَةِ إِلاَّ بِعَيْنِ الحِقَارَة، ..

”Setiap orang yang ternisbatkan kepada suatu jenis penyelewengan dan kebid’ahan, dia itu tidak memandang kepada Ath-Thô’ifatul Manshûroh kecuali dengan pandangan mata kehinaan.” (“Ma’rifatu ‘Ulûmil Hadîts” 1/hal. 6).

Imâm Al-Wâdi’î -rohimahullôh- berkata:

وَمِنْ عَلاَمَاتِ الحِزْبِيِّيْنَ أَنَّهُمْ يَسْخَرُوْنَ مِنَ العُلَمَاء وَيَزْهَدُوْنَ فِي مَجَالَسَةِ العُلَمَاء وَهَذَا مِمَّا تَقَرَّ بِهِ أَعْيُن أَعْدَاءِ الإِسْلاَمِ بَلْ مِمَّا تَقَرَّ بِهِ أَعْيُنِ الشَّيَاطِيْن وَاللهُ المُسْتَعَان.

”Dan di antara alamat para hizbiyyîn adalah bahwasanya mereka mengejek ‘ulamâ, dan mentazhîd (menjadikan orang merasa tidak butuh) dari duduk-duduk dengan ‘ulamâ, dan ini merupakan perbuatan yang membikin senang musuh-musuh Islâm, dan bahkan merupakan perbuatan yang menyenangkan setan-setan, Wallôhul musta’ân.” (“Ghôrotul Asyrithoh” 1/hal. 579)

TANGGAPAN:

Poin ini masuk semua orang-orang yang kami sebutkan dalam buku “Mereka adalah Hizbiyyun“, dan yang menambah nilai plus adalah Abdul Mu’thi dan yayasan Asy-Syari’ah yang dia merupakan tuan rumah dalam penyelenggaraan dauroh dengan mendatangkan dua orang hizbiy bersaudara Abdullah dan Abdurrohman Al-Adniy.

Perbuatan ini persis dengan yang dilakukan oleh surury, ketika Al-Imam Al-Wadi’iy menghizbikan Abdurrohman Abdul Kholiq langsung mereka berupaya membersihkan dan mengangkat namanya dengan diundang ke Indonesia

Dan diantara pujian dari mereka yang paling keterlaluan adalah pujian Kholiful Hadii, dia berkata dalam salah satu darsnya: Syaikh Abul Hasan kalau ceramah wueenak tenan….juara, khutbah jum’at isinya Qalallah wa qala Rasul…., kalau baca hadits pake sanad….wueenak, Ibnu Abdil Bar (yakni Abdul Lathif) itu boleh dia katakan: Qala syaikhuna Abul Hasan…… karena dia keluaran Yaman (yakni mantan murid Abul Hasan).

Ini juga persis dengan Sururiyyin, ketika yayasan yang merupakan tempat mereka bergantung semisal Jum’iyyat Ihyaut Turots Kuwait, Muassasah Haromain Saudi dan Mumtada Al-Sofwa Jakarta dikritik dan divonis hizbiyyah oleh para ulama, maka mereka tidak terima dengan alasan; masalah ijtihadiyyah sebagaimana yang dikatakan oleh Firanda dan kawan-kawannya, kemudian cara itu diikuti oleh mantan Sururiy yang sekarang menjadi hizbiy yang bernama Asykariy bin Jamal Al-Bugisiy yang dia mengemukakan bahwa yayasan dalam da’wah boleh-boleh saja yang dinamai dengan “Mendulang Berkah dengan Membikin Yayasan Salafiyyah” , padahal Al-Imam Al-Wadi’iy rahimahullah berkata:

جمعيات هذه يا إخوان هي وسيلة, وكذا الصندوق أي نعم, الطريق إلى حزبية والوسيلة إلى الحزبية

Yayasan ini, ya ikhwan adalah wasilah (sarana), demikian pula kotak infaq, iya, ini jalan menuju hizbiyyah dan sarana menuju hizbiyyah“. (Kaset pertanyaan Bani Bakr tahun 1421H, setahun sebelum beliau meninggal).

Tidak hanya itu tapi bahkan Al-Imam Al-Wadi’iy langsung memvonis yayasan adalah hizbiyyah, sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Kamal bin Tsabit Al-‘Adaniy Al-Hamudiy hafidzahullah dalam “Jinayah Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Wushobiy” (hal.2):

ما حصل في فتنة الجمعيات في زمن الشيخ مقبل رحمه الله, والشيخ يقول: هذه حزبية, هذه حزبية, حزبية مغلقة.

Apa yang muncul dari fitnah yayasan-yayasan pada zaman syaikh Muqbil rahimahullah, dan syaikh Muqbil mengatakan: (Yayasan) ini adalah hizbiyyah, ini adalah hizbiyyah, hizbiyyah yang terselubung“.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bekata:

إن الله قال من عادى لى وَلِيًّا فقد آذَنْتُهُ بالحرب

“Sesungguhnya Allah telah berkata: Barangsiapa yang menyakiti wali-waliku, maka Aku izinkan untuk memeraginya” (HR. Bukhariy, lihat pula Jami’ul Ahadits: 8/82).

Dan perbuatan ini telah dijalankan oleh pembela Abdurrohman Al-Adniy yang ada di Indonesia, diantara mereka adalah telah kami sebutkan nama-namanya di buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“.

Ini persis dengan Abu Nida’ tidak menvonis Hasan Al-Banna dengan alasan menunggu ulama kibar [sebagaimana termuat dalam majalah As-Sunnah pada rubrik surat pembaca. [Dan yang lain semisal ini telah kami sebutkan nama-namanya dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“].

Tidaklah ada dari kalangan salaf yang meminta-minta dengan alasan ta’awun atau alasan da’wah, ini sangat menyelisihi salafush sholih mulai dari zaman nubuwwah hingga zaman Al-Imam Al-Wadi’iy, tidak ada riwayat bahwa Bilal, Abu Huroirah dan para shahabat meminta-minta kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq. [Dan yang lain semisal mereka telah kami sebutkan nama-namanya dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“]. Bukan hanya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan hal itu menyelisihi manhaj para nabi dan rasul sebelumnya, Allah ta’ala berkata:

bÎ*sù öNçFøŠ©9uqs? $yJsù /ä3çGø9r’y™ ô`ÏiB @ô_r& ( ÷bÎ) y“̍ô_r& žwÎ) ’n?tã «!$# ( ßNöÏBé&ur ÷br& tbqä.r& šÆÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÐËÈ

Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)“. (Yunus: 72).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang tergantung agama temannya. Maka lihatlah salah seorang diantara kalian, siapa yang dijadikan teman“. (HR. Muslim, lihat pula Jami’ul Ahadits: 13/170).

Diantara mereka yang mukim di Ambon adalah Saifullah, Abdussalam, Abu Bakar dan para pengekornya. Dan yang lain semisal mereka telah kami sebutkan nama-namanya dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“.

Diantara mereka yang mukim di Jawa: Abdul Mu’thi, Muhaimin, Mukhtar dan orang-orang yang setipe dengan mereka. Yang mukim di Ambon: Saifullah, Abu Bakar dan para pengikutnya. Dan nama-nama mereka telah kami sebutkan dalam buku “Mereka adalah Hizbiyyun” dan yang semisal mereka.

Diantara mereka Abdul Mu’thi, Muhaimin dan orang-orang yang setipe dengan mereka. [Dan yang lain semisal mereka telah kami sebutkan nama-namanya dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“].

Jika seseorang memantau mereka maka akan jelas melihat persatuan mereka hanya dalam bentuk zhohirnya saja, dan sudah merupakan ketentuan bahwa kebenaran tidak akan pernah bersatu dengan kesesatan, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Berkata Rosûlullôh

} لاَ يَجْمَعُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةُ عَلَى الضَّلاَلَةِ أَبَدًا { وَقَالَ : } يَدُ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ {

Allôh tidak akan menyatukan umat ini di atas kesesatan selama-lamanya”. Dan beliau berkata: “Tangan Allôh bersama al-jama’ah”.

Ini adalah hadîts Shohîh, sebagaimana terdapat dalam “Al-Mustadrak ‘ala Ash-Shohîhain lil Hâkim” (Juz: 1, hal. 348) dan dalam “Ash-Shohîh Al-Musnad” (Juz: 1, hal. 514).

Ini sebagaimana yang dilakukan oleh mereka yang telah kami sebutkan dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun“.

Tidak diragukan lagi bahwa dusta, talbis dan pemutar balikan fakta merupakan rukun hizbiy, yang sekarang mereka lemparkan kepada Salafiyyin supaya manusia menilai salafiyyun adalah hizbiyyun.

Ini sebagaimana dilakukan oleh para hizbiyyun di Ambon, dan diantara mereka telah kami sebutkan dalam buku “Mereka Adalah Hizbiyyun. Apakah mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu tentang perkataan Allah ta’ala dalam surat At-Taubah (ayat 65):

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ [التوبة : 65]

Apakah dengan Alloh, ayat-ayatNya, dan Rosul-Nya kalian berolok-olok

Dan apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hâtim di dalam “Tafsirnya“, dan Ibnu Jarîr: dari Abdillah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata:

قَالَ: قَالَ رَجُلٌ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فِي مَجْلِسٍ يَوْمًا: مَا رَأَيْتُ مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلاءِ لا أَرْغَبَ بُطُونًا، وَلا أَكْذَبَ أَلْسِنَةً، وَلا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ، فَقَالَ رَجُلٌ فِي الْمَجْلِسِ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ مُنَافِقٌ، لأُخْبِرَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَزَلَ الْقُرْآنُ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَنَا رَأَيْتُهُ مُتَعَلِّقًا بِحَقَبِ نَاقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَنْكُبُهُ الْحَاجِرَةُ وَهُوَ، يَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ،  وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «أَبِاللَّهِ، وَآيَاتِهِ، وَرَسُولِهِ، كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ». الحديث ذكره شيخنا الإمام الوادعي رحمة الله عليه في «الصحيح المسند من أسباب النزول».

Suatu hari seorang laki-laki berkata ketika perang Uhud dalam majlis: Aku tidak melihat seperti mereka para qurrôinâ (pembaca Al Qur’an) yang paling tamak dalam mengisi perutnya, dan yang paling pendusta lisannya, serta yang paling penakut ketika berperang, maka seseorang yang berada di majlis berkata: kamu telah berdusta akan tetapi kamu adalah munâfiq, sungguh akan kukabarkan Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berita itu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan turun Al Qur’an, Abdullah bin Umar berkata: Maka aku melihatnya bergantung diboncengan unta Rosulullôh shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedang dia terseret dibebatuan (batu mengenai dan melukainya), dan ia mengatakan: Wahai Rasulullah sesungguhnya kami sekedar bercanda dan bermain-main saja, lalu Rosulullôh shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah dengan Alloh, ayat-ayatNya, dan RosulNya kalian berolok-olok“. Al Imâm Al Wâdi’î rohmatullohi ‘alaih menyebutkan hadits ini dalam “Shohîhil Musnad Min Asbâbun Nuzûl“.

Mengolok-olok kaum muslimin saja sudah dilarang apa lagi kalau mengolok-olok perintah atau mengolok-olok syariat Islam yang merupakan sebab dari sebab-sebab pembatal keislaman, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad Abdul Wahhab An-Najdiy rahimahullahu ta’ala, maka hendaklah masing-masing memikirkan akan keselamatannya dia di akhirat kelak, Allah ta’ala berkata:

$pkš‰r’¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£‰s% 7‰tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan“. (Al-Hasyr: 18).

Ini salah satu alasan hizbiyyun mereka menolak penjelasan bayan dan burhan karena khobar ahad, mereka mulai menempuh cara-cara mu’tazilah yang menolak khobar ahad.

Diantara mereka yang mukim di Ambon adalah Abdussalam (pemilik madrasah Al-Manshuroh Ambon) dan kawan-kawannya, yang di Jawa diantaranya: Agus Su’aidi bin Husnunnuri As-Sidawiy (pemilik yayasan Al-Bayyinah dan Ma’had Al-Bayyinah Gresik) dan yang semisal mereka.

Pernah terjadi suatu kejadian, ketika Agus Su’aidi mengisi ta’lim di masjid Muhammadiyyah, ada hadirin bertanya (dengan makna): Ya ustadz apa Muhammadiyah bukan termasuk ahlussunnah? Agus Su’aidi dengan penuh perkasa mengeluarkan fatwanya: Bukan termasuk, disebabkan banyak penyelisihan mereka, kemudian disebutkan: Menggunakan ilmu hisab (dalam penentuan awal bulan baik Romadhan, Syawal dll), maka berkata orang Muhammadiyah: ustadz kalau pulang naik onta!, demikian penyelisihan baru satu poin yang disebutkan sudah menimbulkan kemarahan orang Muhammadiyah, lalu bagaimana kalau memiliki banyak poin yang berkaitan langsung dengan manhaj, apakah tidak membuat para hizbiyyun lebih emosi dan marah serta tidak terima sebagaimana tidak terimanya orang-orang Muhammadiyah.

Ini sebagaimana yang dilakukan oleh Luqman Ba’abduh, dan kawan-kawannya, dan telah sampai khabar kepada kami bahwa ketua yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq Ambon menegaskan bahwa mereka berdiri tengah-tengah, namun kenyataan yang ada mereka memihak kepada hizbiyyun, semisal Luqman Ba’abduh dan menerima serta merespon penjelasan dari hizbiyyun tentang bolehnya yayasan, ketika akhuna Ridwan hafidzahullah pada hari sabtu ba’da Asyar menanyakan tentang mereka kepada Asy-Syaikh Muhammad Hizam hafidzahullah dengan disebut muta’ashshibin maka Asy-Syaikh Muhammad Hizam mengatakan: Mereka itu adalah hizbiyyun. Begitu pula pada hari ahad ba’da sholat shubuh akhuna Ridwan menanyakan keadaan mereka kepada Asy-Syaikh An-Nashih Al-Amin maka syaikh menjawab: Ia mereka adalah hizbiyyun.

———————————–

Penulis: Admin

Ingatlah bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah

10 tanggapan untuk “POIN-POIN MEREKA ADALAH HIZBIYYUN”

  1. siapa yang taashub terhadap person, maka dialah hizbi , walaupun memberi gelar dengan nama salafy, al-atsari dan sunni.

    Suka

  2. A N – N I S A ‘

    4:59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

    Suka

  3. “Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)“. (Yunus: 72).

    Suka

  4. Bismillah..
    Sesungguhnya bukanlah mata yg buta namun hati itulah yg buta..
    Alloh Jalla wa Azz akan membela org” yg bertaqwa..
    Sungguh” tiap perkataan akan dimintai pertanggung jawaban kelak..
    Ana adl seorg pemuda yg takut kpd Allah dan berharap ampunanNya..
    AbduSSalam assalafy..

    Suka

  5. tlng dikirm ket ttng makna hizbi/hizbyun…mau tak bc/tak donload kalau itu kajian ceramah

    Suka

  6. Inilah bukti kebenaran dari wasiat Rasulullah tentang akan terjadinya “perselisihan yang banyak” sepeningal beliau, sebagaimana yang diriwayatkan para Imam Ahlul Hadits…

    Sehingga tak pelak lagi fenomena yang muncul dikalangan salafiyyin adalah saling tahdzir men-tahdzir… Saling Hizby meng-hizby-kan
    Sedangkan setiap pen-tahdzir dan peng-hizby akan merasa diatas kebenaran walaupun tanpa disadari nya dia sendiri sedang berada diatas satu Hizb.

    Wallahu a’lam …

    Suka

Tinggalkan komentar